Senin, 10 September 2018

Laporan Praktikum Biologi : Uji Osmosis Pada Telur

PRAKTIKUM UJI OSMOSIS

I. JUDUL : PRAKTIKUM UJI OSMOSIS

II. TUJUAN
  1. Untuk mengetahui proses terjadinya osmosis pada telur
  2. Untuk mengetahui pengaruh tekanan osmotic pada telur
III. TEORI DASAR
Osmosis adalah perpindahan air melalui membran permeabel selektif dari bagian yang lebih encer ke bagian yang lebih pekat. Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dalam air yang jernih dibandingkan semuanya yang sangat pekat berfungsi diamatinya bersama diangkat ditanah bertinggi (Pratiwi 2006: 212).
Dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor. Tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu sendiri (Sarkini 2006: 200).
Osmosis merupakan suatu topik yang penting dalam biologi karena fenomena ini dapat menjelaskan mengapa air dapat ditransportasikan ke dalam dan ke luar sel. Osmosis terbalik adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis. Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalm sel hidup di mana molekul “solvent” (biasanya air) akan mengalir dari daerah “solute” rendah ke daerah “solute” tinggi melalui sebuah membran “semipermeable”. Membran “semipermeable” ini menunjuk ke membran sel atau membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari “solvent” berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran (Sarkini 2006: 201).

 IV. ALAT DAN BAHAN
·         Tulur ayam
·         Aqua gelas
·         Sedotan
·         Lilin
·         Korek api
·         Cutter
·         Penggaris

V. CARA KERJA
1.      Siapkan semua alat dan bahan
2.      Ambil sebutir telur, kemudian pukulah pelan-pelan pada bagian ujung telur yang tumpul sehingga cangkangnya retak tetapi jangan sampai membuat selaput di dalamnya pecah
3.      Bersihkan bagian ujung telur yang tumpul dari cangkang yang sudah retak-retak dengan cara mengambil retak-retakan cangkang dengan hati-hati sehingga didapatkan ujung telur yang tanpa cangkang
4.      Pada ujung telur yang satunya (yang lebih lancip) dibuat lubang untuk memasukkan sedotan
5.      Masukkan sedotan ke dalam telur dengan hati-hati
6.      Nyalakan lilin dan arahkan tetesan lilin ke bagian telur tempat masuknya sedotan sehingga sedotan dan telur menjadi rapat (tidak bocor)
7.      Masukan telur ke dalam aqua gelas yang sudah dibuka penutupnya seukuran telur dengan hati-hati dan mulailah mencatat waktunya
8.      Amati pergerakan air pada sedotan dengan selang waktu yang telah ditentukan
9.      Ukur kenaikan air pada sedotan menggunakan penggaris dengan selang waktu yang telah ditentukan agar mendapat data yang benar.

VI. HASIL PENGAMATAN
Tabel Pengamatan
Percobaan
ke-
Waktu
Waktu Pengamatan (menit)
Pertambahan
Ukuran (cm)
Hasil
WP/PU
1
10.15 – 11.20
70 menit
2 cm
70 menit/2 cm = 35
2
10.30 – 11.10
40 menit
8 cm
40 menit/8 cm = 5
3
10.55 – 11.20
25 menit
4 cm
25 menit/ 4 cm = 6,25

Keterangan :
WP = Waktu Pengamatan (menit)
PU = Pertambahan Ukuran (cm)

VII. PEMBAHASAN

Proses osmosis alami yang terjadi  pada telur ayam, proses osmosis ini merupakan proses transport pasif karena tanpa energi aktifitas. Osmosis adalah pergerakan atau perpindahan molekul dari konsentrasi rendah (hipotonis) menuju larutan dengan konsentrasi tinggi (hipertonis) melalui membrane semipermeabel semata. Dari hasil pengamatan kita dapat mengetahui dan menghitung nilai laju osmosis yang terjadi pada telur ayam.

Pada  prosedur kerja yang telah dibuat, dimana telur ayam  harus dilubangi pada kedua kutub telur. Kutub telur pertama dilubangi hingga menembus cangkang dan selaput telur sebaliknya pada kutub telur berlawanan di lubangi hingga cangkangnya saja, kita dapat mengamati bagaimana molekul air yang memiliki konsentrasi rendah dapat berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi, serta dapat mengamati bagaimana molekul air menembus membrane sel telur (selaput) yang selektif permeabel. Dalam hal ini air sebagai pelarut yang memiliki konsentrasi rendah (hipotonis) dan cairan di dalam telur merupakan pelarut yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonis). Kesetimbangan dinamis akan terjadi jika konsentrasi antara larutan air dan cairan telur sama dan terbentuk larutan yang isotonis. Perpindahan larutan juga terjadi akibat adanya perbedaan konsentrasi.

Perbedaan konsentrasi sangat umum terjadi pada sel hidup. Misalnya jika pada senyawa organik tertentu dalam sitosol masuk ke dalam sel dan dimetabolisme oleh mitokondria, maka konsentrasi sitosol yang berada di dekat mitokondria harus dipertahankan lebih rendah daripada konsentrasi sitosol yang berada di dekat organel lainnya. Hal ini penting diperhatikan terutama jika membicarakan difusi air.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sedotan diperoleh peningkatan tekanan pada sedotan yang diakibatkan oleh tekanan osmotic. Dari percobaanke-1 dapat dilihat bahwa setiap kenaikan 1 cm memerlukan waktu sekitar 35 menit, dari percobaan ke-2 setiap kenaikan 1 cm memerlukan waktu sekitar 5 menit, dan dari percobaan ke-2 setiap kenaikan 1 cm memerlukan waktu sekitar 6,25 menit.

VIII. KESIMPULAN
  1. Proses naiknya cairan yang terdapat dalam telur dapat diartikan sebagai proses osmosis karna dilihat dari pengertiannya osmosis merupakan proses perpindahan molekul air dari kosentrasi rendah ke kosentrasi tinggi.
  2. Cairan yang terdapat dalam telur dapat naik ke atas karena air yang merupakan pelarut yang memilki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses osmoregulasi. Maka air tersebut yang mengakibatkan tekanan pada cairan telur tersebut naik dari konsentrasi rendah samapai tinggi.
  3. Air yang merupakan pelarut yang meiliki konsentrasi rendah (hipotonik) akan berpindah ke cairan telur yang memiliki konsentrasi tinggi (hipertonik) melewati selaput membrane telur yang selektif permeable dengan melawan gradient konsentrasi melalui proses smoregulasi.
  4. Terjadi perbedaan kekentalan (viskositas) antara cairan telur dan air sebagi pelarut sehingga memacu perpindahan larutan yang dibatasi oleh membrane dari larutan yang hipotonik ke larutan yang hipertonik.
  5. Terjadi transport pasif dalam membrane, yang terjadi tanpa energy aktifitas, dan juga perbedaan potensial osmotic, potensial osmotic air yang lebih besar dibandingkan dengan potensial osmotic cairan telur.
IX. DAFTAR PUSTAKA

X. LAMPIRAN
  • Foto Kegiatan





3 komentar:

  1. Kenapa harus memakai telur mentah?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Klo pake telur masak bukan untuk praktikum melainkan untuk dimakan:)

      Hapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus