Minggu, 09 September 2018

Naskah Drama Kisah Nabi Ayub As.

NASKAH DRAMA KISAH NABI AYUB AS

Take 1
Pengenalan tokoh :
a.       Nabi Ayub Oleh Rai Wulanjani
b.      Rahma Oleh Elis Nurahmi
c.       Iblis 1 Oleh Relistya Dwi Nuri Maudy
d.      Iblis 2 Oleh Dena Hasna Qontrunnada
e.      Iblis 3 Oleh Dhea Zanuba Rachma
f.        Warga 1 Oleh Devi Marlina
g.       Warga 2 Oleh Hanipah Nik Muslimah
h.      Narator oleh Dena Hasna Qotrunnada

Take 2
Narasi : Dena
Nabi Ayub adalah nabi ke dua belas. Ia adalah putera Ish bin Ishak bin Ibrahim. Allah memberi karunia yang besar atas kesabaran Nabi Ayub. Nabi Ayub memiliki harta yang berlimpah namun ia tidak pernah sombong. Nabi ayub senantiasa beribadah tak henti hentinya pada Allah SWT.
Hal ini membuat iblis gerah. Iblis tidak senang melihat ketaatan Nabi Ayub. Ia bertekad untuk menggoda Nabi Ayub, kemudian Allah mengizinkannya agar Nabi Ayub menjadi teladan bagi umat manusia.
Iblis pun mengupulkan anak buahnya untuk menggoda Nabi Ayub. Mereka menyusun rencana agar dapat menggelincirkan Nabi Ayub.

Take 3
Iblis 1                     : “hai para iblis! Aku mempunyai rencana untuk membuat Nabi Ayub tidak taat lagi pada Allah!”
Iblis 2                     : “baiklah, apa rencanamu?”
Iblis 1                     : “aku tugaskan kau, untuk memberi penyakit pada hewan ternak yang Ayub miliki” (menunjuk pada iblis 2)
Iblis 3                     : “akupun ingin ikut serta!”
Iblis 1                     : “baiklah kalau begitu kau bakar rumah serta harta kekayaannya!”
Iblis 2&3               : “baik!”

Dena     :               Kemudian para iblis melakukan rencana busuk mereka itu.
Ayub                     : “Astaghfirullahaladziim” (setelah melihat apa yang terjadi)
Rahma                  : “suamiku, apa yang terjadi?”
Ayub                     : “tidak apa isteriku, jangan bersedih karena ini. Allah mengambil apa yang memang miliknya. Kita harus tetap taat padaNya.”
Rahma                  : “aku mengerti suamiku..”


Take 5
Kakek (iblis 1)    : “wahai ayub, kasihan sekali nasibmu. Dalam sekejap kau menjadi miskin. Padahal kau rajin beribadah, mengapa tuhanmu tidak menolongmu sedikitpun? Untuk apa kau menyembahNya?”
Ayub                     : “Pak tua, semuanya datang dari Allah dan akan kembali kepadaNya. Saya bersyukur dapat merasakan karunianya selama ini.”

Take 6
Nabi Ayub tidak pernah mengeluh sedikitpun karena musibah ini, ia malah terus giat beribadah pada Allah SWT. kemudian iblis merasa jengkel karena rencananya tidak berhasil.
Iblis 1                     : “rencana kita tak kunjung berhasil. Apa ada yang memiliki rencana?”
Iblis 3                     : “bagaimana kalau kita bunuh anak-anak ayub?”
Iblis 1                     : “ide cemerlang. Semua setuju?”
Iblis 2                     : “aku setuju.”

Take 7
Kemudian iblis menjalankan rencananya lagi. Mereka membunuh anak anak nabi ayub yang berada di tempat pengungsian. Mereka merubuhkan bangunan itu dan anak anak Nabi Ayub pun meninggal.
Ayub                     : (duduk termenung)
Iblis 2                     : “hai, Ayub. Malang sekali nasibmu. Semua hartamu musnah, kini anak anakmu juga. Rupanya tuhanmu tidak memedulianmu. Percuma kau menyembahnya. Toh, ia tidak menolongmu.”
Ayub                     : (tersenyum) “sesungguhnya, anak-anakku adalah milik Allah. Jika ia hendak mengambilnya, itu hak-Nya. Saya tetap bersabar dan bersyukur.”

Take 8
Iblis kembali gagal dan jengkel. Ia kesal sekali karena Nabi Ayub taat sekali. Namun ia masih belum menyerah. Ia menyuruh anak buahnya untuk menjalankan rencana ketiga.
Iblis 1                     : “giliran kalian lagi. Aku ingin, nabi ayub diberikan penyakit!”
Iblis 2                     : “penyakit seperti apa?”
Iblis 3                     : “bagaimana dengan penyakit yang membuat Ayub menjadi buruk rupa dan busuk?”
Iblis 2                     : “ya! Dan para manusia itu tidak akan ada yang mau mendekatinya!”
Iblis 1                     : “baiklah, aku setuju.”

Take 8
Kemudian iblis menaburkan kuman penyakit pada Nabi Ayub. Ia sulit bergerak, dadanya sesak, tulangnya seperti remuk. Kemudian seluruh kulitnya dipenuhi bintik bintik merah yang lama kelamaan menjadi koreng yang tidak sedap baunya. Nabi Ayub kemudian dikucilkan dan diusir dari kampung tempat tinggalnya.
Warga 1                : “hey ayub enyahlah kau dari kampung ini.”
Rahma                  : “mengapa begitu?”
Warga 2                : “tentu saja kami tidak ingin tertular penyakit busuk suamimu itu!”
Rahma                  : “tidakkah kalian memberi kami kesempatan? Suamiku sebentar lagi pasti sembuh!”
Warga 1                : “ya! Suamimu sembuh dan tak lama lagi orang lain akan tertular.”
Rahma                  : “tidak seperti itu—“
Ayub                     : “Rahma, isterku, sudah sebaiknya kita pergi. Aku tak ingin mereka tertular penyakit”
Warga 1                : “nah lihatlah sendiri! Ia saja ingin pergi.”
Rahma                  : “tidak! Kau akan sembuh!”
Ayub                     : “kita harus pergi. Jika kau tidak ingin pergi bersamaku, tidak apa. Aku ikhlas.”
Rahma                  : “baik suamiku, aku akan ikut bersamamu. Aku akan merawatmu sampai kau sembuh.”
Ayub                     : (tersenyum)                                        
Warga 1&2          : “pergi kalian dasar busuk!”





Take 9
Rahma dengan sabarnya menuntun Nabi Ayub meninggalkan kampungnya. Mereka pergi ke tempat yang jauh dari hiruk pikuk umat manusia yang tidak bisa menerima Ayub.
-
Tak terasa, sudah 7 tahun mereka hidup seperti itu. 7 tahun juga penyakit Nabi Ayub tak kunjung sembuh. Namun ia tidak pernah berhenti beribadah, ia selalu taat pada Allah SWT bagaimanapun keadaanya.
Rahma                  : “suamiku, mengapa kau tak meminta kesembuhan pada Allah?”
Ayub                     : “tidak, isteriku. Aku merasa malu untuk memohon kesembuhan. Aku baru sakit selama tujuh tahun, tapi aku telah merasakan kesehatan dan kekayaan yang Allah anugerahkan selama 80 tahun.”
Rahma                  : “aku mengerti. Sungguh kau sabar sekali, suamiku”
Ayub                     : “kau juga. Kau menjagaku selama ini, merawatku dan memberi kasih sayang.”
Rahma                  : (tersenyum) “suamiku, izinkan aku keluar sebentar untuk membeli makanan.”
Ayub                     : (mengangguk)


Take 10
Terbesit di benak Rahma untuk meninggalkan Nabi Ayub saat itu. Iblis pun mendekat.
Iblis 3                     : “hai, Rahma. Tinggalkan saja suamimu. Lihatlah kondisinya. Tidak ada harapan sembuh. Kau hanya membuang waktumu untuk susah payah mengurusnya.”
Rahma                  : (menggelengkan kepala)

Disisi lain, di dalam rumah Ayub.
Ayub                     : “Rahma, isteriku? Rahma? Rahma? Rahma?”
                                  “Apa yang terjadi? Apakah ia telah meninggalkanku? Jika iya, dan ia kembali lagi aku berjanji akan mencambuknya seratus kali.”

Take 11
Kemudian Nabi Ayub meminta kesembuhan pada Allah SWT. Dan Allah mengabulkan doanya. Nabi Ayub diperintahkan untuk menghantarkan kakinya ke tanah dan memancarlah air. Kemudian ia minum dan berendam di air itu. Seketika penyakitnya sembuh.
-
Ketika Rahma kembali ia begitu kaget melihat siapa yang ada di rumahnya.
Rahma                  : “Siapa kau? Dimana suamiku?”
Ayub                     : “akulah ayub, suamimu. Allah telah menyembuhkan penyakitku.”
Rahma                  : “Alhamdulillah hirabbil ‘alamin! Suamiku aku sangat bahagia. Maafkan aku, aku sempat berfikir untuk meninggalkanmu.”
Ayub                     : “tidak apa. Terimakasih kau sudah berusaha keras untuk tetap berada disisiku. Namun aku harus menepati janjiku. Bila kau kembali, aku harus mencambukmu 100 kali.”

Nabi Ayub kemudian mengambil segenggam rumput, lalu dicambukkannya pada Rahma sebanyak 100 kali.

Nabi Ayub diberi anugerah atas kesabaran dan ketaatannya. Ia kembali mendapatkan kekayaannya dan keturunannya bahkan kekayaannya lebih banyak dari sebelumnya. Nabi Ayub bahagia hidup bersama anak dan istrinya, ia juga bersyukur dapat melewati ujian Allah dengan baik. Ia terus melanjutkan tugasnya berdakwah, menyebarkan agama Allah pada kaumnya.


TAMAT


QS. Al-Anbiya : 83-84 dan Qs. Shaad : 41
Terjemah ayat-ayat itu adalah :
dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang”. Maka Kami pun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah. (QS 21:83:84)

Dan ingatlah akan hamba Kami Ayub ketika ia menyeru Tuhannya; “Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”. (Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.Dan Kami anugerahi dia (dengan mengumpulkan kembali) keluarganya dan (Kami tambahkan) kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS 38 :41-42-43).


0 komentar:

Posting Komentar