Senin, 30 Maret 2020

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN PADA JAGUNG DAN KACANG TANAH



LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
PADA JAGUNG DAN KACANG TANAH




Disusun oleh :
Nama : Dhea Zanuba Rachma
Kelas : XII MIPA 2
No. Absen : 8
Guru Biologi : Udih Hartono, S.Pd.


SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
I.                   JUDUL
“Laporan Praktikum Biologi Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan pada Jagung dan Kacang Tanah”

II.                TUJUAN
1.      Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
3.      Untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji jagung dan kacang tanah yang diletakan ditempat yang berbeda intensitas cahayanya.

III.             TEORI DASAR
A.    Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Yang dimaksud dengan Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh mahluk hidup berupa pertambahan ukuran volume, tinggi, dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan ukuran panjang dan berat. Perkembangan adalah proses menuju kedewasaan. Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi dapat dinyatakan secara kualitatif.

B.     Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan perkecambahan biji. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru. Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga (kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
1.              Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil (bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang & calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di ujungnya terdpat  radikula (calon  akar) adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada akhirnya kisut dang lepas.
2.              Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air (imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma. Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit tanaman.
3.              Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada dua tipe perkecambahan, yaitu
a.               Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
b.              Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon di dalam tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil (ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.

Pada akhir perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami pertumbuhan, yaitu :
1.              Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
2.              Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder terjadi pada tumbuhan dikotil.

C.           Perkembangan Embrio
Embrio berkembang di dalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangkaian pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal darimitosis zigot akan berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lainh menjadi bahan awal dari jaringan suspensor. Embrio di dalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjhadi jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruhjaringan utama jaringan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi) Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical akar. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang menjadi daerah pertumbuhan akar dan batang.
Perkembangan embrio terhenti setelah mencapai tahapan tertentu, yaitu pada saat bakal biji telah menjadi biji matang.Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan. Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telahterdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron menyintesis enzim amylase.Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pasti di dalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
D.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu makhluk hidup. Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan menjadi Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
Faktor Internal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari dalam tumbuhan itu sendiri. Faktor Internal meliputi :
1.      Gen
Gen merupakan substansi pembawa sifat yang diturunkan dari induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna bunga, dan rasa buah.
2.      Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan dalam mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit, hormon memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh. Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam jenisnya.
a.       Auksin, berperan untuk memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel.
b.      Giberelin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
c.       Etilen, berperan untuk pematangan buah dan perontokan daun.
d.      Sitokinin, berperan untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang pembentukan akar dan cabang tanaman.
e.       Asam absitat, berperan untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
f.       Kalin, berperan untuk proses organogenesis tanaman.
g.      Asam traumalin, berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami kerusakan jaringan.
Sedangkan Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari luar tumbuhan, yaitu lingkungan beserta komponen abiotiknya. Faktor Eksternal meliputi :
1.      Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2.      Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang.
3.      Air dan Kelembapan
Air dan kelembaban merupakan faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan. Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
4.      Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Hal ini disebabkan karena semua proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis, penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
5.      Kesuburan tanah
Tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.




E.     Objek Praktikum
1.      Jagung (Zae mays L.)
Jagung (Zea mays L.) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Dalam dunia tumbuhan, jagung diklasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom
:
Plantae
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas
:
Liliopsida
Sub Kelas
:
Commelinidae
Ordo
:
Poales
Famili
:
Poaceae
Genus
:
Zea
Spesies
:
Zea mays L.

2.      Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Dalam dunia tumbuhan, jagung diklasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom
:
Plantae
Divisi
:
Tracheophyta
Kelas
:
Magnoliopsida
Sub Kelas
:
Rosidae
Ordo
:
Fabales
Famili
:
Fabaceae
Genus
:
Arachis L.
Spesies
:
Arachis hypogaea L.




IV.             ALAT DAN BAHAN
1.      Gelas plastik           8 buah
2.      Tanah                          
3.      Pupuk
4.      Biji jagung              8 buah
5.      Biji kacang tanah    8 buah
6.      Air
7.      Kardus
8.      Mistar dan alat tulis

V.                CARA KERJA
1.      Siapkan alat dan bahan
2.      Rendam biji jagung dan kacang tanah selama 2 jam
3.      Lubangi bagian bawah gelas plastik menggunakan korek
4.      Masukan tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang pada gelas plastik
5.      Tanam 4 buah biji jagung dan 4 buah biji kacang tanah ke dalam masing-masing gelas plastik
6.      Tempatkan 2 buah gelas plastik berisi biji jagung dan 2 buah gelas plastik berisi biji kacang tanah di tempat yang terkena sinar matahari
7.      Tempatkan juga 2 buah gelas plastik berisi biji jagung dan 2 buah gelas plastik berisi biji kacang tanah di tempat gelap
8.      Siram dengan air secukupnya
9.      Amati dengan cermat pertumbuhan dan perkembangan jagung dan kacang tanah pada kedua tempat
10.  Ukur dan catat setiap pertumbuhan jagung dan kacang tanah di dalam tabel pengamatan.

VI.             HASIL PENGAMATAN
A.    Tabel Pengamatan Jagung (Zae mays L.)
1.      Tabel Pertumbuhan Jagung (Zae mays L.)


a.       Tabel Panjang Batang Jagung (Zae mays L.) di Tempat Terang dan Gelap
Hari, Tanggal
Tempat Terang
Tempat Gelap

Panjang batang tanaman ke- (cm)
Panjang batang tanaman ke- (cm)


I
II
I
II

Selasa, 23 Juli 2019
-
-
-
-

Rabu, 24 Juli 2019
1,4
-
1,5
1

Kamis, 25 Juli 2019
2,9
0,4
2
2

Jumat, 26 Juli 2019
3,9
0,9
3
3,5

Sabtu, 27 Juli 201
4,8
1,6
4,5
5,5

Minggu, 28 Juli 2019
5,8
2,2
6,5
7,5

Senin, 29 Juli 2016
7
2,8
9
10

Selasa, 30 Juli 2019
8,2
3,5
12
12,5

Rabu, 31 Juli 2019
9,2
4,8
15,5
15

Kamis, 1 Agustus 2019
10,2
6,2
19,5
18

Rata-rata
5,93
2,8
8,17
8,33


2.      Tabel Perkembangan Jagung (Zae mays L.)
a.       Tempat Terang
Hari, Tanggal
Perkembangan di Tempat Terang
Selasa, 23 Juli 2019
-
Rabu, 24 Juli 2019
Radikula muncul dari kulit biji dan akar mulai muncul
Kamis, 25 Juli 2019
Biji terdorong ke pemukaan tanah dan muncul kecambah
Jumat, 26 Juli 2019
Akar mulai menancap ke tanah, kotiledon tertinggal di dalam tanah, epikotil naik dari permukaan tanah dan warna biji hijau muda
Sabtu, 27 Juli 201
Akar menancap kokoh ke tanah, batang tumbuh berwarna hijau
Minggu, 28 Juli 2019
Daun muncul berwarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
Senin, 29 Juli 2016
Daun terbuka semuanya dan mengarah ke matahari dan semakin tebal warnanya hijau segar
Selasa, 30 Juli 2019
Batang semakin bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar
Rabu, 31 Juli 2019
Batang semakin bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar dan mulai terlihat jumlahnya
Kamis, 1 Agustus 2019
Tumbuhan segar dan batang kokoh

b.      Tempat Gelap
Hari, Tanggal
Perkembangan di Tempat Gelap
Selasa, 23 Juli 2019
-
Rabu, 24 Juli 2019
Radikula muncul dari kulit biji dan akar mulai muncul
Kamis, 25 Juli 2019
Biji terdorong ke pemukaan tanah dan muncul kecambah
Jumat, 26 Juli 2019
Akar mulai menancap ke tanah, kotiledon tertinggal di dalam tanah, epikotil naik dari permukaan tanah dan warna kekuningan
Sabtu, 27 Juli 201
Akar menancap kokoh ke tanah, batang tumbuh lemah dan berwarna putih pucat
Minggu, 28 Juli 2019
Akar menancap kokoh ke tanah, daun muncul tetapi menguncup kekuningan dan batang berwarna putih pucat
Senin, 29 Juli 2016
Daun terus menguncup dan batang berwarna putih pucat
Selasa, 30 Juli 2019
Daun sudah terlihat jumlahnya tetapi warnanya putih pucat, batang tetap berwarna pucat dan lemah
Rabu, 31 Juli 2019
Daun putih pucat tetap menguncup, batang semakin tinggi tetapi warnanya semakin pucat dan lemah
Kamis, 1 Agustus 2019
Tumbuhan pucat dan daun tidak berkembang

B.     Tabel Pengamatan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
1.      Tabel Pertumbuhan Kacang Tanah
a.       Tabel Panjang Batang Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Tempat Terang dan Gelap
Hari, Tanggal
Tempat Terang
Tempat Gelap

Panjang batang tanaman ke- (cm)
Panjang batang tanaman ke- (cm)


I
II
I
II

Selasa, 23 Juli 2019
-
-
-
-

Rabu, 24 Juli 2019
1
0,5
1
1

Kamis, 25 Juli 2019
1,7
1
2,3
2,8

Jumat, 26 Juli 2019
2,5
1,5
3,1
4,6

Sabtu, 27 Juli 201
3,3
2,1
4,2
6,6

Minggu, 28 Juli 2019
4,1
2,7
5,2
8,4

Senin, 29 Juli 2016
4,8
3,3
6,5
10,2

Selasa, 30 Juli 2019
5,5
4
7,3
12

Rabu, 31 Juli 2019
6,3
4,6
8,6
13,8

Kamis, 1 Agustus 2019
7
5,5
10
15,5

Rata-rata
4,02
2,8
5,36
8,32


2.      Tabel Perkembangan Kacang Tanah
a.       Tempat Terang
Hari, Tanggal
Perkembangan di Tempat Terang
Selasa, 23 Juli 2019
-
Rabu, 24 Juli 2019
Akar mulai menembus tanah
Kamis, 25 Juli 2019
Akar mulai tampak dan sebagian plamula mulai tampak
Jumat, 26 Juli 2019
Akar mulai menancap ke tanah, terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah, hipokotil naik dari permukaan tanah dan warna biji hijau muda
Sabtu, 27 Juli 201
Akar menancap kokoh ke tanah, daun muncul berwarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
Minggu, 28 Juli 2019
Daun terbuka semuanya dan mengarah ke matahari
Senin, 29 Juli 2016
Daun semakin tebal dan daun berwarna hijau segar
Selasa, 30 Juli 2019
Batang semakin bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar
Rabu, 31 Juli 2019
Batang semakin bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar dan mulai terlihat jumlahnya
Kamis, 1 Agustus 2019
Tumbuhan segar dan batang kokoh

b.      Tempat Gelap
Hari, Tanggal
Perkembangan di Tempat Gelap
Selasa, 23 Juli 2019
-
Rabu, 24 Juli 2019
Akar mulai menembus tanah
Kamis, 25 Juli 2019
Akar mulai tampak dan sebagian plamula mulai tampak
Jumat, 26 Juli 2019
Akar mulai menancap ke tanah, terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah, hipokotil naik dari permukaan tanah dan warna biji hijau muda
Sabtu, 27 Juli 201
Akar menancap kokoh ke tanah, daun mulai muncul
Minggu, 28 Juli 2019
Akar menancap kokoh ke tanah, daun muncul tetapi menguncup kekuningan dan batang berwarna putih pucat
Senin, 29 Juli 2016
Daun masih mengatup, batang lemah pucat dan tumbuh menyebar
Selasa, 30 Juli 2019
Daun sudah terlihat jumlahnya tetapi warnanya kuning, batang tetap berwarna pucat dan lemah
Rabu, 31 Juli 2019
Daun kuning tetap menguncup, batang semakin tinggi tetapi warnanya semakin pucat dan lemah
Kamis, 1 Agustus 2019
Tumbuhan pucat dan daun tidak berkembang

V.                PEMBAHASAN
A.    Jagung (Zae mays L.)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa perkecambahan biji jagung termasuk tipe perkecambahan hipogeal karena kotiledonnya terletak di bawah  permukaan tanah dan terdapat perbedaan perkecambahan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap. Hal ini menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi perkecambahan biji jagung.
Berdasarkan tabel diatas tentang perkembangan biji jagung, tampak bahwa perkembangan peling cepat adalah perkembangan jagung pada tempat yang gelap. Pada hari pertama pengamatan, di setiap tempat menunjukkan bahwa biji jagung belum menunjukkan perkembangan sama sekali. Selain itu, pengaruh hormon auksin yang terdapat pada pada tumbuhan sangat mempengaruhi perkecambahan pada biji jagung. Hormon auksin pada tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan bagi tanaman dan menjadi penghambat pertumbuhan tanaman jika terkena cahaya matahari. Sehingga dapat dikatakan bahwa pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih panjang dari pada di tempat terang karena hormon auksin pada tempat gelap tidak terganggu fungsinya. Atau dapat dikatakan bahwa hormon auksin tidak dapat bekerja secara maksimal jika terkena cahaya matahari, dan sebaliknya hormon auksin dapat bekerja secara maksimal jika berada pada tempat yang cenderung lebih gelap.
Tumbuhan yang ditanam di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang ditempat terang namun, tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak berkembang, dan lama-lama akan mati setelah cadangan makanannya habis. Ini karena cahaya juga merangsang pembentukkan klorofil, tumbuhan di tempat gelap tidak dapat membuat klorofil dan akhirnya tidak dapat membuat makanannya sendiri (fotosintesis).
Sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya, auksin tidak bekerja secara maksimal  sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau.

B.     Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan telah menunjukkan bahwa perkecambahan biji kacang tanah adalah perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon berada di atas tanah. Tanaman yang ditempatkan di tempat terang arah tumbuhnya ke arah matahari (tegak lurus) sedangkan tanaman yang ditempatkan di tempat gelap batangnya menjadi bengkok karena menuju sinar matahari.
Pada tanaman kacang tanah yang di tanam di bawah cahaya matahari tampak pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga tidak lambat. Warna daunnya hijau, batang dan akarnya lebih kokoh. Daun sudah terlihat jumlahnya. Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak melengkung ke tanah.
Hal itu disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan hormon auksin disekitar batang tumbuhan kacang tanah. Karena hormon auksin terurai, maka pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga disesuaikan dengan pertumbuhan akar yang masih labil. Akar tanaman yang labil tidak akan bisa menopang batang tanaman kacang tanah yang terus meninggi karena tidak terkontrolnya hormon auksin.
Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang akan terkontrol dan tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang pada tumbuhan kacang tanah yang terkena sinar matahari hijau segar. Fakta tersebut menunjukan bahwa klorofil pada daun aktif dalam melakukan fotolisis (reaksi terang, merupakan tahap awal dari proses fotosintesis). Dengan aktifnya klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap cahaya dengan baik, sehingga proses anabolisme pada tanaman berjalan baik pula.
Tanaman kacang tanah yang diletakkan pada tempat gelap pertumbuhannya sangat cepat. Ini karena pengaruh hormon auksin, dimana hormon ini tidak rusak karena tidak terkena cahaya. Tanaman kacang tanah yang tidak terkena cahaya, pertumbuhan akar, batang dan daunnya sangat rapuh dan warnanya putih kekuningan (etiolasi) .
Tanaman kacang tanah yang tidak diberi cahaya keadaan tanahnya lebih lembap dan basah, banyak tumbuh jamur dan hewan kecil seperti semut. Akar, batang, dan daunnya tumbuh tidak terkontrol, menjalar ke segala arah. Hal ini karena tidak ada sumber cahaya, karena pada dasarnya tumbuhan tumbuh ke arah datangnya cahaya.

VI.             KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengamatan ini, dapat menyimpulkan bahwa :
1.      Terjadinya etiolasi pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari.
2.      Pertumbuhan tanam sangat tergantung dengan hormone auksin dengan cahaya matahari sebagai pengontrol kerja hormone tersebut yang disesuaikan dengan pertumbuhan akar dari tanaman.
3.      Cahaya dapat menghambat kerja hormone auksin dengan menguraikannya.
4.      Tanaman yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lemah, rapuh dan warna daunnya kekuningan. Hal ini erat kaitannya dengan proses fotosintesis tanaman yang memberika energy kepada tanaman
5.      Tanaman yang tidak terkena cahaya matahari sama sekali rawan busuk, karena tanah yang lembab yang mengundang banyak organism yang merugikan tanaman.

VII.          DAFTAR PUSTAKA
Agem, P. (2017, Mei Rabu). LAPORAN ILMIAH PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN JAGUNG. Dipetik September 19, 2019, dari https://putuagem.blogspot.com/2017/05/laporan-ilmiah-pengaruh-intensitas.html?m=1
Asriyanto, A. (2015). Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Kacang Tanah. Dipetik September 19, 2019, dari https://ariasriyanto.wordpress.com/2015/04/06/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-tanah
Irnaningtyas. (2018). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Pioneer. (t.thn.). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Dipetik Agustus 28, 2019, dari https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Faktor-Faktor-yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tanaman
Sofyan, A. (t.thn.). LAPORAN BIOLOGI PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN. Dipetik Agustus 2019, 28, dari https://www.academia.edu/18188357/LAPORAN_BIOLOGI_PERKEMBANGAN_DAN_PERTUMBUHAN
Sugito dkk. (2018). Modul Pengayaan Bahan Ajar Biologi. Cilacap.
Wikipedia. (2004). Jagung. Dipetik Agustus 28, 2019, dari https://id.wikipedia.org/wiki/jagung
Wikipedia. (2006). Kacang tanah. Dipetik Agustus 28, 2019, dari https://id.wikipedia.org/Kacang_tanah

VIII.       LAMPIRAN
A.    Jagung (Zae mays L.)








B.     Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)






0 komentar:

Posting Komentar