LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN TUMBUHAN
PADA JAGUNG DAN KACANG TANAH
Disusun
oleh :
Nama
: Dhea Zanuba Rachma
Kelas
: XII MIPA 2
No.
Absen : 8
Guru
Biologi : Udih Hartono, S.Pd.
SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
I.
JUDUL
“Laporan Praktikum Biologi Percobaan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan pada Jagung dan Kacang Tanah”
II.
TUJUAN
1. Untuk mengetahui
pengertian pertumbuhan dan perkembangan.
2. Untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
3. Untuk mengetahui
perbedaan pertumbuhan dan perkembangan biji jagung dan kacang tanah yang
diletakan ditempat yang berbeda intensitas cahayanya.
III.
TEORI
DASAR
A. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan
Salah satu ciri makhluk hidup
adalah tumbuh dan berkembang. Yang dimaksud dengan Pertumbuhan adalah peristiwa
perubahan biologis yang terjadi pada seluruh mahluk hidup berupa pertambahan
ukuran volume, tinggi, dan massa yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali). Pertumbuhan dapat diukur secara
kuantitatif dalam satuan ukuran panjang dan berat. Perkembangan adalah proses
menuju kedewasaan. Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi
dapat dinyatakan secara kualitatif.
B. Tahapan
Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman diawali dengan
perkecambahan biji. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari
dalam biji) karena pertumbuhan embrio di dalam biji menjadi tanaman baru.
Embrio terdiri dari akar lembaga (calon akar = radikula), daun lembaga
(kotiledon) dan batang lembaga (kaulikulus).
1.
Struktur Biji
Pada biji tanaman dikotil maupun monokotil: Epikotil
(bagian atas kotiledon) di ujung epikotil terdapat Plumula (ujung batang &
calon daun) merupakan poros embrio yang tumbuh ke atas yang selanjutnya akan
tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan Hipokotil (bagian bawah kotiledon) di
ujungnya terdpat radikula (calon akar) adalah poros embrio yang
tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Pada tanaman monokotil, misalnya jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil.
Skutelum berfungsi sebagai alat penyerap makanan yang terdapat di dalam
endosperma, sedangkan koleoptil berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada
jagung juga terdapat koleoriza yang berfungsi melindungi radikula.
Pada biji dikotil yang berkecambah, embrio menyerap
nutrient dari endosperma (cadangan makanan) sehingga kotiledon mengecil pada
akhirnya kisut dang lepas.
2.
Proses Perkecambahan
Proses Fisika, (a) Terjadi ketika biji menyerap air
(imbibisi) akibat dari potensial air rendah pada biji yang kering. Proses
Kimia, (b) Air yang masuk mengaktifkan embrio untuk melepaskan hormone
giberelin (GA). (c) Hormon GA mendorong aleuron (lapisan tipis bagian luar
endosperma) untuk sintesis dan mengeluarkan enzim. (d) Enzim bekerja
menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam kotiledon dan endosperma.
Proses ini menghasilkan molekul kecil larut dalam air, missal enzim amylase
menghidrolisis pati dalam endosperma menjadi gula. Selanjutnya gula dan zat lain
diserap dari endosperma oleh kotiledon selama pertumbuhan embrio menjadi bibit
tanaman.
3.
Macam Perkecambahan
Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan, ada
dua tipe perkecambahan, yaitu
a.
Perkecambahan Epigeal
Ciri Perkecambahan ini : Terangkatnya kotiledon dan
plamula ke permukaan tanah. Pemanjangan terjadi pada bagian hipokotil (ruas
batang dibawah kotiledon). Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman
Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh : kacang hijau, kacang kedelai,
kapas.
b.
Perkecambahan Hipogeal
Ciri Perkecambahan ini : Tertinggalnya kotiledon di dalam
tanah, sedang plamula tetap menembus tanah. Pemanjangan terjadi pada epikotil
(ruas batang diatas kotiledon). Umumnya terjadi pada biji monocotyleddoneae,
contoh : Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya kacang kapri.
Pada akhir
perkecambahan terbentuk akar, batang dan daun. Selanjutnya, tumbuhan mengalami
pertumbuhan, yaitu :
1.
Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan yang
terjadi karena aktivitas meristem apical (terdapat pada ujung batang dan ujung
akar), menyebabkan pemanjangan akar dan batang.
2.
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan
sekunder terjadi akibat aktivitas pembelahan mitosisi pada jaringan meristem
sekunder (lateral) sehingga mengakibatkan diameter batang dan akar bertambah
besar. Meristem lateral terbagi atas : Kambium vaskuler (terletak diantara
xylem dan floem menyebabkan pembelahan sel kearah dalam membentuk xylem dan
kearah luar membentuk floem. dan Kambium gabus (jaringan pelindung yang
menggantikan fungsi jaringan epidermis yang rusak/mati). Pertumbuhan sekunder
terjadi pada tumbuhan dikotil.
C.
Perkembangan Embrio
Embrio
berkembang di dalam biji. Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangkaian
pembelahan sel. Salah satu dari dua sel yang berasal darimitosis zigot akan
berkembang menjadi embrio asli, sedangkan sel yang lainh menjadi bahan awal
dari jaringan suspensor. Embrio di dalam bakal biji (ovulum) berkembang menjadi
massa bulat yang mengandung ratusan sel. Massa sel tersebut berkembang menjhadi
jaringan primer dan akhirnya membentuk seluruhjaringan utama jaringan dewasa,
termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan
perkecambahan (germinasi) Pada kutub embrio ditemukan dua massa sel yang belum
terdiferensiasi, yaitu meristem apical ujung (terminal) dan meristem apical
akar. Sel-sel tersebut berada dalam kondisi dorman ketika biji pada masa
dorminasi. Setelah biji berkecambah, kedua massa sel tersebut berkembang
menjadi daerah pertumbuhan akar dan batang.
Perkembangan
embrio terhenti setelah mencapai tahapan tertentu, yaitu pada saat bakal biji
telah menjadi biji matang.Biji tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan.
Di dalam biji yang matang, endosperma makanan telahterdiferensiasi menjadi
lapisan terluar sel (aleuron) dan massa sel terdalam bertepung. Sel-sel aleuron
menyintesis enzim amylase.Enzim tersebut dapat mengubah cadangan zat pasti di
dalam endosperma menjadi gula yang dapat digunakan oleh embrio.
D. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu makhluk hidup. Faktor-faktor
tersebut dapat dibedakan menjadi Faktor Internal dan Faktor Eksternal.
Faktor Internal adalah faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dari dalam tumbuhan itu sendiri.
Faktor Internal meliputi :
1. Gen
Gen merupakan substansi pembawa
sifat yang diturunkan dari induk ke generasi selanjutnya. Gen mempengaruhi ciri
dan sifat makhluk hidup dimana pada tanaman mempengaruhi bentuk tubuh, warna
bunga, dan rasa buah.
2. Hormon
Hormon merupakan zat yang berperan
dalam mengendalikan berbagai fungsi di dalam tubuh. Meskipun jumlahnya sedikit,
hormon memberikan pengaruh nyata dalam pengaturan berbagai proses dalam tubuh.
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman ada beragam
jenisnya.
a.
Auksin, berperan untuk
memacu proses pemanjangan, pembelahan, dan diferensiasi sel.
b.
Giberelin, berperan
untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang pembentukan akar dan
cabang tanaman.
c.
Etilen, berperan untuk
pematangan buah dan perontokan daun.
d.
Sitokinin, berperan
untuk pembelahan sel atau sitokenesis, seperti merangsang pembentukan akar dan
cabang tanaman.
e.
Asam absitat, berperan
untuk proses penuaan dan gugurnya daun.
f.
Kalin, berperan untuk
proses organogenesis tanaman.
g.
Asam traumalin,
berperan untuk regenerasi sel apabila mengalami kerusakan jaringan.
Sedangkan Faktor Eksternal adalah faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan dari luar tumbuhan, yaitu lingkungan beserta
komponen abiotiknya. Faktor Eksternal meliputi :
1. Nutrisi
Nutrisi merupakan bahan baku dan
sumber energi dalam proses metabolisme tubuh. Kualitas dan kuantitas nutrisi
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman membutuhkan
nutrisi berupa air dan zat hara yang terlarut dalam air. Melalui proses
fotosintesis, air dan karbon dioksida diubah menjadi zat makanan. Zat hara tidak
berperan langsung dalam proses fotosintesis, namun sangat diperlukan agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
2. Cahaya
Cahaya berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Tanaman sangat membutuhkan cahaya
matahari untuk fotosintesis. Namun keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat
pertumbuhan tumbuhan karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat
pada ujung batang.
3. Air
dan Kelembapan
Air dan kelembaban merupakan
faktor penting untuk pertumbuhan dan perkembangan. Air sangat dibutuhkan oleh
makhluk hidup. Tanpa air, makhluk hidup tidak dapat bertahan hidup. Air
merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia di dalam tubuh. Kelembaban
mempengaruhi keberadaan air yang dapat diserap oleh tanaman mengurangi penguapan.
Kondisi ini sangat mempengaruhi sekali terhadap pemanjangan sel. Kelembaban
juga penting untuk mempertahankan stabilitas bentuk sel.
4. Suhu
Suhu memiliki pengaruh nyata
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman Hal ini disebabkan karena semua
proses dalam pertumbuhan dan perkembangan seperti penyerapan air, fotosintesis,
penguapan, dan pernapasan pada tanaman dipengaruhi oleh suhu.
5. Kesuburan
tanah
Tanah berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Tanaman akan tumbuh dan berkembang dengan
optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan
unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya
suhu, kandungan mineral, air, dan derajat keasaman atau pH.
E. Objek
Praktikum
1.
Jagung (Zae mays L.)
Jagung
(Zea mays L.) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang
terpenting di dunia, selain gandum dan padi.
Dalam dunia tumbuhan, jagung diklasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
:
|
Liliopsida
|
Sub
Kelas
|
:
|
Commelinidae
|
Ordo
|
:
|
Poales
|
Famili
|
:
|
Poaceae
|
Genus
|
:
|
Zea
|
Spesies
|
:
|
Zea mays L.
|
2. Kacang
tanah (Arachis hypogaea L.)
Kacang tanah
(Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-polongan atau legum
anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan,
serta menjadi kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia.
Tanaman yang berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30
hingga 50 cm (1 hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk. Dalam
dunia tumbuhan, jagung diklasifikasikan seperti berikut ini :
Kingdom
|
:
|
Plantae
|
Divisi
|
:
|
Tracheophyta
|
Kelas
|
:
|
Magnoliopsida
|
Sub
Kelas
|
:
|
Rosidae
|
Ordo
|
:
|
Fabales
|
Famili
|
:
|
Fabaceae
|
Genus
|
:
|
Arachis
L.
|
Spesies
|
:
|
Arachis
hypogaea L.
|
IV.
ALAT
DAN BAHAN
1. Gelas
plastik 8 buah
2. Tanah
3. Pupuk
4. Biji
jagung 8 buah
5. Biji
kacang tanah 8 buah
6. Air
7. Kardus
8. Mistar
dan alat tulis
V.
CARA
KERJA
1. Siapkan
alat dan bahan
2. Rendam
biji jagung dan kacang tanah selama 2 jam
3. Lubangi
bagian bawah gelas plastik menggunakan korek
4. Masukan
tanah yang telah dicampur dengan pupuk kandang pada gelas plastik
5. Tanam
4 buah biji jagung dan 4 buah biji kacang tanah ke dalam masing-masing gelas
plastik
6. Tempatkan
2 buah gelas plastik berisi biji jagung dan 2 buah gelas plastik berisi biji
kacang tanah di tempat yang terkena sinar matahari
7. Tempatkan
juga 2 buah gelas plastik berisi biji jagung dan 2 buah gelas plastik berisi
biji kacang tanah di tempat gelap
8. Siram
dengan air secukupnya
9. Amati dengan
cermat pertumbuhan dan perkembangan jagung dan kacang tanah pada kedua tempat
10. Ukur dan catat
setiap pertumbuhan jagung dan kacang tanah di dalam tabel pengamatan.
VI.
HASIL
PENGAMATAN
A. Tabel Pengamatan Jagung
(Zae mays L.)
1. Tabel
Pertumbuhan Jagung (Zae mays L.)
a. Tabel
Panjang Batang Jagung (Zae mays L.)
di Tempat Terang dan Gelap
Hari, Tanggal
|
Tempat Terang
|
Tempat Gelap
|
|||
Panjang batang tanaman ke- (cm)
|
Panjang batang tanaman ke- (cm)
|
||||
I
|
II
|
I
|
II
|
||
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
1,4
|
-
|
1,5
|
1
|
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
2,9
|
0,4
|
2
|
2
|
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
3,9
|
0,9
|
3
|
3,5
|
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
4,8
|
1,6
|
4,5
|
5,5
|
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
5,8
|
2,2
|
6,5
|
7,5
|
|
Senin, 29 Juli 2016
|
7
|
2,8
|
9
|
10
|
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
8,2
|
3,5
|
12
|
12,5
|
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
9,2
|
4,8
|
15,5
|
15
|
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
10,2
|
6,2
|
19,5
|
18
|
|
Rata-rata
|
5,93
|
2,8
|
8,17
|
8,33
|
2. Tabel
Perkembangan Jagung (Zae mays L.)
a. Tempat
Terang
Hari, Tanggal
|
Perkembangan di Tempat Terang
|
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
Radikula muncul dari kulit biji
dan akar mulai muncul
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
Biji terdorong ke pemukaan tanah
dan muncul kecambah
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
Akar mulai menancap ke tanah,
kotiledon tertinggal di dalam tanah, epikotil naik dari permukaan tanah dan
warna biji hijau muda
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
Akar menancap kokoh ke tanah, batang
tumbuh berwarna hijau
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
Daun muncul berwarna hijau terbuka
dan batang hijau kuat
|
Senin, 29 Juli 2016
|
Daun terbuka semuanya dan mengarah
ke matahari dan semakin tebal warnanya hijau segar
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
Batang semakin
bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
Batang semakin
bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar dan mulai terlihat jumlahnya
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
Tumbuhan segar dan batang kokoh
|
b. Tempat
Gelap
Hari, Tanggal
|
Perkembangan di Tempat Gelap
|
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
Radikula muncul dari kulit biji
dan akar mulai muncul
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
Biji terdorong ke pemukaan tanah
dan muncul kecambah
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
Akar mulai menancap ke tanah,
kotiledon tertinggal di dalam tanah, epikotil naik dari permukaan tanah dan
warna kekuningan
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
Akar menancap kokoh ke tanah, batang
tumbuh lemah dan berwarna putih pucat
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
Akar menancap kokoh ke tanah, daun
muncul tetapi menguncup kekuningan dan batang berwarna putih pucat
|
Senin, 29 Juli 2016
|
Daun terus menguncup dan batang
berwarna putih pucat
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
Daun sudah
terlihat jumlahnya tetapi warnanya putih pucat, batang tetap berwarna
pucat dan lemah
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
Daun putih pucat tetap menguncup,
batang semakin tinggi tetapi warnanya semakin pucat dan lemah
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
Tumbuhan pucat dan daun tidak
berkembang
|
B. Tabel Pengamatan
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
1. Tabel
Pertumbuhan Kacang Tanah
a. Tabel
Panjang Batang Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) di Tempat Terang dan Gelap
Hari, Tanggal
|
Tempat Terang
|
Tempat Gelap
|
|||
Panjang batang tanaman ke- (cm)
|
Panjang batang tanaman ke- (cm)
|
||||
I
|
II
|
I
|
II
|
||
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
1
|
0,5
|
1
|
1
|
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
1,7
|
1
|
2,3
|
2,8
|
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
2,5
|
1,5
|
3,1
|
4,6
|
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
3,3
|
2,1
|
4,2
|
6,6
|
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
4,1
|
2,7
|
5,2
|
8,4
|
|
Senin, 29 Juli 2016
|
4,8
|
3,3
|
6,5
|
10,2
|
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
5,5
|
4
|
7,3
|
12
|
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
6,3
|
4,6
|
8,6
|
13,8
|
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
7
|
5,5
|
10
|
15,5
|
|
Rata-rata
|
4,02
|
2,8
|
5,36
|
8,32
|
2. Tabel
Perkembangan Kacang Tanah
a. Tempat
Terang
Hari, Tanggal
|
Perkembangan di Tempat Terang
|
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
Akar mulai menembus tanah
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
Akar mulai tampak dan sebagian
plamula mulai tampak
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
Akar mulai menancap ke tanah,
terangkatnya kotiledon ke atas permukaan tanah, hipokotil naik dari permukaan
tanah dan warna biji hijau muda
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
Akar menancap kokoh ke tanah, daun
muncul berwarna hijau terbuka dan batang hijau kuat
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
Daun terbuka semuanya dan mengarah
ke matahari
|
Senin, 29 Juli 2016
|
Daun semakin tebal dan daun
berwarna hijau segar
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
Batang semakin
bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
Batang semakin
bertambah tinggi dan daun berwarna hijau segar dan mulai terlihat jumlahnya
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
Tumbuhan segar dan batang kokoh
|
b. Tempat
Gelap
Hari, Tanggal
|
Perkembangan di Tempat Gelap
|
Selasa, 23 Juli 2019
|
-
|
Rabu, 24 Juli 2019
|
Akar mulai menembus tanah
|
Kamis, 25 Juli 2019
|
Akar mulai tampak dan sebagian
plamula mulai tampak
|
Jumat, 26 Juli 2019
|
Akar mulai menancap ke tanah, terangkatnya
kotiledon ke atas permukaan tanah, hipokotil naik dari permukaan tanah dan
warna biji hijau muda
|
Sabtu, 27 Juli 201
|
Akar menancap kokoh ke tanah, daun
mulai muncul
|
Minggu, 28 Juli 2019
|
Akar menancap kokoh ke tanah, daun
muncul tetapi menguncup kekuningan dan batang berwarna putih pucat
|
Senin, 29 Juli 2016
|
Daun masih mengatup, batang lemah
pucat dan tumbuh menyebar
|
Selasa, 30 Juli 2019
|
Daun sudah
terlihat jumlahnya tetapi warnanya kuning, batang tetap berwarna pucat
dan lemah
|
Rabu, 31 Juli 2019
|
Daun kuning tetap menguncup,
batang semakin tinggi tetapi warnanya semakin pucat dan lemah
|
Kamis, 1 Agustus 2019
|
Tumbuhan pucat dan daun tidak
berkembang
|
V.
PEMBAHASAN
A.
Jagung (Zae mays L.)
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan telah menunjukkan bahwa perkecambahan biji jagung termasuk
tipe perkecambahan hipogeal karena kotiledonnya terletak
di bawah permukaan tanah dan terdapat perbedaan
perkecambahan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang terang dan gelap.
Hal ini menunjukkan bahwa gelap atau terangnya suatu tempat dapat mempengaruhi
perkecambahan biji jagung.
Berdasarkan tabel diatas tentang
perkembangan biji jagung, tampak bahwa perkembangan peling cepat adalah
perkembangan jagung pada tempat yang gelap. Pada hari pertama pengamatan, di
setiap tempat menunjukkan bahwa biji jagung belum menunjukkan perkembangan sama
sekali. Selain itu, pengaruh hormon auksin yang terdapat pada pada
tumbuhan sangat mempengaruhi perkecambahan pada biji jagung. Hormon auksin pada
tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan bagi tanaman dan menjadi penghambat
pertumbuhan tanaman jika terkena cahaya matahari. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pertumbuhan tanaman di tempat gelap lebih panjang dari pada di tempat
terang karena hormon auksin pada tempat gelap tidak terganggu fungsinya.
Atau dapat dikatakan bahwa hormon auksin tidak dapat bekerja secara maksimal
jika terkena cahaya matahari, dan sebaliknya hormon auksin dapat bekerja secara
maksimal jika berada pada tempat yang cenderung lebih gelap.
Tumbuhan yang ditanam di tempat
gelap akan tumbuh lebih cepat/tinggi daripada yang ditempat terang namun,
tumbuhan di tempat gelap akan tampak kuning, pucat, kurus, daunnya tidak
berkembang, dan lama-lama akan mati setelah cadangan makanannya habis. Ini
karena cahaya juga merangsang pembentukkan klorofil, tumbuhan di tempat
gelap tidak dapat membuat klorofil dan akhirnya tidak dapat membuat
makanannya sendiri (fotosintesis).
Sedangkan pada kecambah yang
tumbuh di tempat terang mengalami hal sebaliknya. Dalam keadaan banyak cahaya,
auksin tidak bekerja secara maksimal sehingga pertumbuhan kecambah
terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera
berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun
berkembang sempurna, dan berwarna hijau.
B. Kacang
tanah (Arachis hypogaea L.)
Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan telah menunjukkan bahwa perkecambahan biji kacang tanah adalah
perkecambahan epigeal, karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang
menyebabkan plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah, serta kotiledon
berada di atas tanah. Tanaman yang ditempatkan di tempat terang arah tumbuhnya
ke arah matahari (tegak lurus) sedangkan tanaman yang ditempatkan di tempat
gelap batangnya menjadi bengkok karena menuju sinar matahari.
Pada tanaman kacang tanah yang di tanam di bawah
cahaya matahari tampak pertumbuhan yang sedang, tidak terlalu cepat tapi juga
tidak lambat. Warna daunnya hijau, batang dan akarnya lebih kokoh. Daun sudah
terlihat jumlahnya. Serat daun lebih kuat sehingga daun tidak melengkung ke
tanah.
Hal itu disebabkan oleh cahaya yang telah menguraikan
hormon auksin disekitar batang tumbuhan kacang tanah. Karena hormon auksin
terurai, maka pertumbuhan tanaman terhambat, sehingga disesuaikan dengan
pertumbuhan akar yang masih labil. Akar tanaman yang labil tidak akan bisa
menopang batang tanaman kacang tanah yang terus meninggi karena tidak
terkontrolnya hormon auksin.
Dengan adanya cahaya, pertumbuhan batang akan
terkontrol dan tumbuhan akan tumbuh dengan normal. Warna daun dan batang pada
tumbuhan kacang tanah yang terkena sinar matahari hijau segar. Fakta tersebut
menunjukan bahwa klorofil pada daun aktif dalam melakukan fotolisis (reaksi
terang, merupakan tahap awal dari proses fotosintesis). Dengan aktifnya
klorofil pada daun, klorofil dapat menyerap atau menangkap cahaya dengan baik,
sehingga proses anabolisme pada tanaman berjalan baik pula.
Tanaman kacang tanah yang diletakkan pada tempat gelap
pertumbuhannya sangat cepat. Ini karena pengaruh hormon auksin,
dimana hormon ini tidak rusak karena tidak terkena cahaya. Tanaman kacang tanah
yang tidak terkena cahaya, pertumbuhan akar, batang dan daunnya sangat rapuh
dan warnanya putih kekuningan (etiolasi) .
Tanaman kacang tanah yang tidak diberi cahaya keadaan
tanahnya lebih lembap dan basah, banyak tumbuh jamur dan hewan kecil seperti
semut. Akar, batang, dan daunnya tumbuh tidak terkontrol, menjalar ke segala
arah. Hal ini karena tidak ada sumber cahaya, karena pada dasarnya tumbuhan
tumbuh ke arah datangnya cahaya.
VI.
KESIMPULAN
Berdasarkan
data yang diperoleh dari pengamatan ini, dapat menyimpulkan bahwa :
1. Terjadinya
etiolasi pada tanaman yang tidak terkena cahaya matahari.
2. Pertumbuhan
tanam sangat tergantung dengan hormone auksin dengan cahaya matahari sebagai
pengontrol kerja hormone tersebut yang disesuaikan dengan pertumbuhan akar dari
tanaman.
3. Cahaya dapat
menghambat kerja hormone auksin dengan menguraikannya.
4. Tanaman yang
tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lemah, rapuh dan warna daunnya
kekuningan. Hal ini erat kaitannya dengan proses fotosintesis tanaman yang
memberika energy kepada tanaman
5. Tanaman yang
tidak terkena cahaya matahari sama sekali rawan busuk, karena tanah yang lembab
yang mengundang banyak organism yang merugikan tanaman.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Agem, P. (2017, Mei Rabu). LAPORAN ILMIAH PENGARUH
INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN JAGUNG. Dipetik September 19,
2019, dari
https://putuagem.blogspot.com/2017/05/laporan-ilmiah-pengaruh-intensitas.html?m=1
Asriyanto, A. (2015). Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Kacang Tanah. Dipetik September 19, 2019, dari
https://ariasriyanto.wordpress.com/2015/04/06/pengaruh-cahaya-terhadap-pertumbuhan-kacang-tanah
Irnaningtyas. (2018). Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII.
Jakarta: Erlangga.
Pioneer. (t.thn.). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Dipetik Agustus 28, 2019, dari
https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Faktor-Faktor-yang-Mempengaruhi-Pertumbuhan-dan-Perkembangan-Tanaman
Sofyan, A. (t.thn.). LAPORAN BIOLOGI PERKEMBANGAN DAN
PERTUMBUHAN. Dipetik Agustus 2019, 28, dari
https://www.academia.edu/18188357/LAPORAN_BIOLOGI_PERKEMBANGAN_DAN_PERTUMBUHAN
Sugito dkk. (2018). Modul Pengayaan Bahan Ajar Biologi.
Cilacap.
Wikipedia. (2004). Jagung. Dipetik Agustus 28, 2019,
dari https://id.wikipedia.org/wiki/jagung
Wikipedia. (2006). Kacang tanah. Dipetik Agustus 28,
2019, dari https://id.wikipedia.org/Kacang_tanah
VIII. LAMPIRAN
A.
Jagung (Zae mays L.)
|
|
|
|
|
|
B.
Kacang tanah (Arachis
hypogaea L.)
|
|
|
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar