Sabtu, 08 September 2018

Makalah Sejarah : Peradaban Sungai Indus atau Shindu di India

PERADABAN SUNGAI INDUS
ATAU SHINDU DI INDIA


 




Disusun Oleh :
Kelompok       :           4
Ketua              :           Tata Budi Santoso (30)
Anggota          :           1.         Dena Hasna Qotrunnada (06)
                                    2.         Dhea Zanuba Rachma (08)
                                    3.         Pebi Tri Jayanti (18)
                                    4.         Rhohmat Aji Maulana (24)
                                    5.         Romawan (26)
Kelas               :           X.MIPA.2








SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR
TAHUN 2017/2018




KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin
Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Perkembagan Sungai Indus atau Shindu di India” yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Sejarah.
Makalah ini berisi tentang sejarah pada saat peradaban sungai Indus atau Shindu di India.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai usaha kita.





BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Sekarang generasi penerus sudah banyak sekali yang tidak mengenal sejarah-sejarah tentang peradaban-peradaban dunia. Padahal itu sangat penting bagi kita terutama sebagai ilmu pengetahuan. Tanpa kita mengenal sejarah kita akan kacau-balau karena disitu adalah sumber ilmu kebudayaan yang berguna dan patut dipelajari. Oleh karena itu, penulis bertujuan membuat makalah ini untuk menjelaskan salah satu peradaban dunia yang menceritakan bagaimana keadaan masyarakat pada masa peradaban sungai Indus.

B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan yang dapat kita permasalahkan antara lain :
1)      Dimana pusat peradaban Sungai Indus?
2)      Bagaimana tata kota pada saat peradaban Sungai Indus?
3)      Kebudayaan apa saja pada saat peradaban sungai Indus?
4)      Bagaimana perkembangan kepercayaan di lembah Sungai Indus?
5)      Bagaimana keadaan pemerintahan Lembah Sungai Indus?
6)      Apa penyebab kemunduran Lembah Sungai Indus?

C.     Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1)      Untuk mengetahui pusat peradaban sungai Indus.
2)      Untuk mengetahui tata kota peradaban sungai Indus.
3)      Untuk mengetahui kebudayaan di lembah Sungai Indus
4)      Untuk mengetahui perkembangan kepercayaan di Lembah Sungai Indus
5)      Untuk mengetahui pemerintahan Lembah Sungai Indus
6)      Untuk mengetahui penyebab kemunduran Lembah Sungai Indus

D.     Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini sebagai berikut :
1)      Sebagai media untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca
2)      Sebegai bagian dari tugas Sejarah
3)      Sebagai bahan referensi untuk peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.




BAB II
PEMBAHASAN

PERADABAN SUNGAI INDUS / SHINDU
Ø  Antara tahun 3000 dan 2000 SM, di Lembah Sungai Shindu (Indus) telah ada bangsa-bangsa yang peradabannya menyerupai bangsa Sumeria di daerah Efrat dan Tiggris.
Ø  Peradaban itu dapat diketahui dengan adanya sisa-sisa dari berbagai penemuan seperti cap dari dinding dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan binatang yang menceritakan kepada kita adanya persesuaian dalam peradaban tersebut.
Ø  Pada zaman itu yang ditemukan di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan sudah meningkat perkembangan kebudayaannya terutama di dekat Kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara Karachi, bahkan di situ ditemukan sisa-sisa sebuah kota yang bernama Mohenjo-Daro, yang berdinding tebal dan sudah mengenl tetangga.
Ø  Penduduknya terkenal dengan “Bangsa Dravida”

A.     PUSAT PERADABAN
            Ibu kota daerah lembah Sungai Shindu :
1.      Bagian Utara          : diperkirakan di Kota Mohenjo-Daro.
2.      Bagian Selatan       : diperkirakan di Kota Harappa.
Jadi, Mohenjo-Daro dan Harappa merupakan pusat peradaban Bangsa India pada masa lampau.

v  Kota Mohenjo-Daro
o   Mohenjo-Daro bahasa urdu: موئن جودڑو, bahasa sindhi : موئن جو دڙو, bahasa hindi : मोहन जोदड़ो
o   Salah satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari kebudayaan lembah sungai indus, yang terletak di provinsi Sind, Pakistan.
o   Dibangun pada sekitar tahun 2600 SM
o   Kota ini adalah salah satu permukiman kota pertama di dunia, bersamaan dengan peradaban Mesir kuno, Mesopotamia dan Yunani kuno.
o   Reruntuhan bersejarah ini dimasukkan oleh UNESCO ke dalam situs warisan dunia.
o   Arti dari mohenjo-daro adalah "bukit orang mati".
o   Seringkali kota tua ini disebut dengan "metropolis kuno di lembah indus".


v  Kota Harappa
o   Harappa ialah sebuah kota di Punjab, timur laut Pakistan sekitar 35 km tenggara Sahiwal.
o   Kota ini terletak di bantaran bekas Sungai Ravi.
o   Kota modernnya terletak di sebelah kota kuno ini
o   Dihuni antara tahun 3300 hingga 1600 sm. Di kota ini banyak ditemukan relik dari masa budaya indus, yang juga terkenal sebagai budaya Harappa.
o   Situs kuno kota Harappa berisi reruntuhan kota dari zaman perunggu yang merupakan bagian dari budaya cemetery H dan peradaban lembah indus, berpusat di Sindh dan Punjab.
o   Kota ini diperkirakan memiliki penduduk berkisar jiwa dan terbesar selama fase mature harappa pada tahun 2600 hingga 1900 SM.

B.     TATA KOTA
Menurut penentuan karbon 14, keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000-3000 SM, lagi pula kota Harappa mengekskavasi perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km2

Awal abad ke-20, arkeolog Inggris Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Harappa. Hasilnya tingkat kesibukan dan keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun 2350-1750 SM, penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing terdapat sekitar 30-40 ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar pada abad pertengahan.

Kota dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. 
1.      Kota Pemerintahan
Kota pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.
2.      Kota Administratif
Kota administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan barang-barang tembikar.

C.     SENITAS (KESEHATAN)
Masyarakat Mohenjodaro dan Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh jendela.

Kamar-kamar dilengkapi dengan jendela-jendela yang lebar dan berhubungan langsung dengan udara bebas, sehingga pergantian udara cukup lancar.



D.     SISTEM PERTANIAN DAN PENGAIRAN
Ø  Daerah-daerah yang berada di sepanjang sungai Shindu adalah daerah-daerah yang subur.
Ø  Masyarakat mengusahakan pertanian. Mata pencaharian utama masyarakat India.
Ø  Pada perkembangannya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir di lembah Sungai Shindu sampai jauh ke daerah pedalaman.
Ø  Usaha ini dilakuakan dengan membuat saluran-saluran irigasi dan mulai membangun daerah pertanian di wilayah pedalaman.
Ø  Hasil-hasil pertanian yang utama : padi, gula, jelai, kapas, dan teh.

E.     TEKNOLOGI
Masyarakat Lembah Sungai Indus sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga, alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.

Demikian juga dengan barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut terracota, teruma barang-barang peralatan rumah tangga.

F.      PEREKONOMIAN
Sistem perekonomian masyarakat lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran, buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba, dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa lain terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-belikan masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga, bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.

G.    PEMERINTAHAN
Berdasarkan penelitian,di kota Mohenjo-Daro ditemukan benteng-benteng yang mengelilingi kota, disekitar benteng dibangun barak-barak, dan di dekat barak tersebut. Dibangun lumbung untuk menyimpan hasil tani. Hal ini juga ditemukan di kota Harrapa. Atas dasar itu para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar bentuk pemerintahan pada saat itu adalah theokrasi,yang dimana setiap kota dipimpin oleh pendeta yg berkuasa mutlak.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
1.      Candragupta Maurya
Setelah berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya. Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di Pattaliputra.

Candragupta Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya, daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.


2.      Ashoka
Ashoka memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahaannya, Kerajaan Maurya mengalami masa yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.

Mula-mula Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta dengan Candragupta I sebagai rajanya.

H.    KEPERCAYAAN
Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar,  dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan perdamaian.
Warga lembah Indus juga mengenal kepercayaan, kepercayaan yang dianut selalu berkaitan dengan lingkungan geografis tempat tinggalnya.
Kebudayaan agraris yang dikembangkan masyarakat lembah Indus telah mempengaruhi kepercayaan yg dianut, karena itulah mereka memuja kesuburan, hal ini terbukti dengan ditemukannya sejenis patung dewi ibu dari tanah liat. Patung ini dipercaya sebagai perwujudan dewi kesuburan.
Mereka juga menyembah manusia berwajah 3 dan binatang yg banyak ditemukan di cap stempel. Manusia berwajah 3 ini adalah dewa utama mereka yg kemudian disebut Syiwa.

I.       PENINGGALAN BUDAYA
Ø  Arsitektur
            Ditemukannya kota kuno seperti Mohenjo- Daro (Pakistan Selatan) dan Harappa (Punjab, India) menjadi bukti bahwa ilmu arsitektur sudah berkembang pesat di peradaban lembah sungai Indus.
            Bangunannya terbuat dari batu bata merah yang sudah dibakar serta dipoles dengan kapur dan semen, sudah banyak rumah yang bertingkat 2 dan 3 dengan pipa-pipa yang terbuat dari tanah liat untuk menyalurkan air dan kotoran dari tingkat teratas hingga bermuara ke selokan bawah tanah.
Ø  Arca Patung Gabis Menari
Ø  Perhasan. Di kedua kota juga ditemukan berbagai perhiasan dari logam dan gading
Ø  Mainan anak. Ditemukan juga mainan anak berbentuk kereta binatang yg terbuat dari tanah liat yang disebut terracota



KERUNTUHAN PERADABAN SUNGAI INDUS / SHINDU
Ø  Peradaban Sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil mengalahkan bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya mereka hidup menetap.
Ø  Kesulitan untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Harappa seringkali ditinggalkan penduduknya karena bencana banjir.
Ø  Penggundulan hutan oleh penduduk lembah Sungai Shindu untuk diambil kayunya. Akibat dari penggundulan ini adalah bahaya banjir dan erosi.
Ø  Serbuan asing yang diperkirakan oleh Bangsa Arya. Bukti yang mendukung hal ini misalnya adalah ditemukannya kumpulan tulang berulang yang berserakan disuatu ruangan besar di tangga menuju tempat pemandian. Bentuk dan sikap tulang berulang itu ada yang menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya serangan mendadak.
Ø  Kekerasa antar penduduk dan penyakit menular yang terjadi sektar 4000 tahun yang lalu.




BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Dari teori yang telah kami sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)      Pusat peradaban sungai Indus berada di Kota Mohenjo-Daro dan Kota Harappa.
2)      Tata Kotanya dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif. 
3)      Sistem kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar,  dewa kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
4)      Peninggalan kebudayaannya berupa bangunan-bangunan, parung, perhiasan, juga mainan anak.
5)      Para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar bentuk pemerintahan pada saat itu adalah theokrasi,yang dimana setiap kota dipimpin oleh pendeta yg berkuasa mutlak. Ada Kerajaan Maurya yang dipimpin oleh Candragaupatra Maurya dan Ashoka.
6)      Satu hal yang amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban Mohenjodaro-Harappa ialah adanya serangan dari luar berasal dari bangsa Arya.

B.     Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail didalam menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan. Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail didalam menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan.



DAFTAR PUSTAKA


0 komentar:

Posting Komentar