Disusun Oleh :
Kelompok : 4
Ketua : Tata
Budi Santoso (30)
Anggota : 1. Dena Hasna Qotrunnada (06)
2. Dhea Zanuba Rachma (08)
3. Pebi Tri Jayanti (18)
4. Rhohmat Aji Maulana (24)
5. Romawan (26)
Kelas : X.MIPA.2
SMA NEGERI 1 DAYEUHLUHUR
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbilalamin
Makalah
ini berisi tentang sejarah pada saat peradaban sungai Indus atau Shindu di
India.
Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun kami harapkan demi kesempurnaan makalah
ini.
Akhir
kata kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai usaha kita.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sekarang generasi penerus sudah
banyak sekali yang tidak mengenal sejarah-sejarah tentang peradaban-peradaban
dunia. Padahal itu sangat penting bagi kita terutama sebagai ilmu pengetahuan.
Tanpa kita mengenal sejarah kita akan kacau-balau karena disitu adalah sumber
ilmu kebudayaan yang berguna dan patut dipelajari. Oleh karena itu, penulis bertujuan
membuat makalah ini untuk menjelaskan salah satu peradaban dunia yang
menceritakan bagaimana keadaan masyarakat pada masa peradaban sungai Indus.
B.
Rumusan
Masalah
Adapun rumusan yang dapat kita
permasalahkan antara lain :
1)
Dimana
pusat peradaban Sungai Indus?
2)
Bagaimana
tata kota pada saat peradaban Sungai Indus?
3)
Kebudayaan
apa saja pada saat peradaban sungai Indus?
4)
Bagaimana
perkembangan kepercayaan di lembah Sungai Indus?
5)
Bagaimana
keadaan pemerintahan Lembah Sungai Indus?
6)
Apa
penyebab kemunduran Lembah Sungai Indus?
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, tujuan yang ingin dicapai sebagai berikut :
1)
Untuk
mengetahui pusat peradaban sungai Indus.
2)
Untuk
mengetahui tata kota peradaban sungai Indus.
3)
Untuk
mengetahui kebudayaan di lembah Sungai Indus
4)
Untuk
mengetahui perkembangan kepercayaan di Lembah Sungai Indus
5)
Untuk
mengetahui pemerintahan Lembah Sungai Indus
6)
Untuk
mengetahui penyebab kemunduran Lembah Sungai Indus
D.
Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah
ini sebagai berikut :
1)
Sebagai
media untuk menambah ilmu dan pengetahuan bagi para pembaca
2)
Sebegai
bagian dari tugas Sejarah
3)
Sebagai
bahan referensi untuk peneliti selanjutnya agar dapat melengkapi kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
PERADABAN SUNGAI INDUS / SHINDU
Ø
Antara
tahun 3000 dan 2000 SM, di Lembah Sungai Shindu (Indus) telah ada bangsa-bangsa
yang peradabannya menyerupai bangsa Sumeria di daerah Efrat dan Tiggris.
Ø
Peradaban
itu dapat diketahui dengan adanya sisa-sisa dari berbagai penemuan seperti cap
dari dinding dan tembikar yang ada tanda-tanda tulisan dan lukisan-lukisan
binatang yang menceritakan kepada kita adanya persesuaian dalam peradaban
tersebut.
Ø
Pada
zaman itu yang ditemukan di sepanjang pantai dari Laut Tengah sampai ke Teluk
Benggala terdapat sejenis peradaban yang sama dan sudah meningkat perkembangan
kebudayaannya terutama di dekat Kota Harappa di Punjab dan di sebelah utara
Karachi, bahkan di situ ditemukan sisa-sisa sebuah kota yang bernama
Mohenjo-Daro, yang berdinding tebal dan sudah mengenl tetangga.
Ø
Penduduknya
terkenal dengan “Bangsa Dravida”
A. PUSAT
PERADABAN
Ibu
kota daerah lembah Sungai Shindu :
1. Bagian Utara : diperkirakan di Kota Mohenjo-Daro.
2. Bagian Selatan : diperkirakan di Kota Harappa.
Jadi, Mohenjo-Daro dan Harappa
merupakan pusat peradaban Bangsa India pada masa lampau.
v
Kota
Mohenjo-Daro
o
Mohenjo-Daro
bahasa urdu: موئن جودڑو, bahasa sindhi : موئن جو دڙو, bahasa hindi : मोहन जोदड़ो
o
Salah
satu situs dari sisa-sisa permukiman terbesar dari kebudayaan lembah sungai
indus, yang terletak di provinsi Sind, Pakistan.
o
Dibangun
pada sekitar tahun 2600 SM
o
Kota
ini adalah salah satu permukiman kota pertama di dunia, bersamaan dengan
peradaban Mesir kuno, Mesopotamia dan Yunani kuno.
o
Reruntuhan
bersejarah ini dimasukkan oleh UNESCO ke dalam situs warisan dunia.
o
Arti
dari mohenjo-daro adalah "bukit orang mati".
o
Seringkali
kota tua ini disebut dengan "metropolis kuno di lembah indus".
v
Kota
Harappa
o
Harappa
ialah sebuah kota di Punjab, timur laut Pakistan sekitar 35 km tenggara
Sahiwal.
o
Kota
ini terletak di bantaran bekas Sungai Ravi.
o
Kota
modernnya terletak di sebelah kota kuno ini
o
Dihuni
antara tahun 3300 hingga 1600 sm. Di kota ini banyak ditemukan relik dari masa
budaya indus, yang juga terkenal sebagai budaya Harappa.
o
Situs
kuno kota Harappa berisi reruntuhan kota dari zaman perunggu yang merupakan
bagian dari budaya cemetery H dan peradaban lembah indus, berpusat di Sindh dan
Punjab.
o
Kota
ini diperkirakan memiliki penduduk berkisar jiwa dan terbesar selama fase
mature harappa pada tahun 2600 hingga 1900 SM.
B. TATA
KOTA
Menurut penentuan karbon 14,
keberadaan kedua kota ini seharusnya adalah antara tahun 2000-3000 SM, lagi pula kota Harappa mengekskavasi
perkakas batu 10 ribu tahun lampau. Luasnya kurang lebih 25 km2
Awal abad ke-20, arkeolog Inggris
Marshell mengekskavasi kota kuno Mohenjondaro dan Harappa. Hasilnya tingkat kesibukan dan
keramaian kedua kota tersebut membuat Marshell terkejut. Ini adalah bekas
ibukota dua negara merdeka pada jaman peradaban sungai India antara tahun
2350-1750 SM,
penelitian lebih lanjut menghasilkan perhitungan, dua kota masing-masing
terdapat sekitar 30-40
ribu penduduk, lebih banyak dibanding penduduk kota London yang paling besar
pada abad pertengahan.
Kota dibagi 2 bagian yaitu kota
pemerintahan dan kota administratif.
1.
Kota
Pemerintahan
Kota
pemerintahan adalah wilayah istana kerajaan. Fondasi bangunan yang luas
membuat jarak terhadap penduduk, pagar tembok yang tinggi besar disekeliling
dan menara gedung mencerminkan kewibawaan Raja. Wilayah kota dibagi atas
beberapa bagian atau blok yang dilengkapi jalan yang ada aliran airnya.
2.
Kota
Administratif
Kota
administratif adalah daerah pemukiman, tempat tinggal yang padat dan jalan
raya yang silang menyilang, kedua sisi jalan banyak sekali toko serta pembuatan
barang-barang tembikar.
C. SENITAS (KESEHATAN)
Masyarakat Mohenjodaro dan
Harappa telah memperhatikan sanitasi (kesehatan) lingkungannya. Teknik-teknik
atau cara-cara pembangunan rumah yang telah memperhatikan faktor-faktor
kesehatan dan kebersihan lingkungan yaitu rumah mereka sudah dilengkapi oleh
jendela.
Kamar-kamar dilengkapi dengan
jendela-jendela yang lebar dan berhubungan langsung dengan udara bebas,
sehingga pergantian udara cukup lancar.
D. SISTEM PERTANIAN DAN PENGAIRAN
Ø
Daerah-daerah
yang berada di sepanjang sungai Shindu adalah daerah-daerah yang subur.
Ø
Masyarakat
mengusahakan pertanian. Mata
pencaharian utama masyarakat India.
Ø
Pada
perkembangannya, masyarakat telah berhasil menyalurkan air yang mengalir di
lembah Sungai Shindu sampai jauh ke daerah pedalaman.
Ø
Usaha
ini dilakuakan dengan membuat saluran-saluran irigasi dan mulai membangun
daerah pertanian di wilayah pedalaman.
Ø
Hasil-hasil
pertanian yang utama : padi, gula, jelai, kapas, dan teh.
E. TEKNOLOGI
Masyarakat Lembah Sungai Indus
sudah memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, Kemampuan mereka dapat diketahui
melalui peninggalan-peninggalan budaya yang ditemukan, seperti bangunan Kota
Mohenjodaro dan Harappa, berbagai macam patung, perhiasan emas, perak, dan
berbagai macam meterai dengan lukisannya yang bermutu tinggi dan alat-alat
peperangan seperti tombak, pedang, dan anak panah, alat-alat rumah tangga,
alat-alat pertanian, kain dari kapas, serta bangunan-bangunan.
Demikian juga dengan
barang-barang yang terbuat dari tanah liat yang dibakar atau yang disebut
terracota, teruma barang-barang peralatan rumah tangga.
F. PEREKONOMIAN
Sistem perekonomian masyarakat
lembah Sungai Indus sangat bergantung pada pengolahan lahan pertanian di
sekitar sungai. Di kawasan ini, petani menanam padi, gandum, sayuran,
buah-buahan, dan kapas. Selain itu mereka juga beternak sapi, kerbau, domba,
dan babi. Selain pertanian dan peternakan, perdagangan juga merupakan aspek
perekonomian penting bagi masyarakat lembah Sungai Indus. Kelebihan hasil
pertanian membuat mereka dapat melakukan perdagangan dengan bangsa lain
terutama dengan penduduk Mesopotamia. Barang dagangan yang diperjual-belikan
masyarakat lembah Sungai Indus adalah barang-barang dari perunggu dan tembaga,
bejana dari perak dan emas, serta perhiasan dari kulit dan gading.
G. PEMERINTAHAN
Berdasarkan penelitian,di kota
Mohenjo-Daro ditemukan benteng-benteng yang mengelilingi kota, disekitar
benteng dibangun barak-barak, dan di dekat barak tersebut. Dibangun lumbung
untuk menyimpan hasil tani. Hal ini juga ditemukan di kota Harrapa. Atas dasar
itu para peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar bentuk pemerintahan pada
saat itu adalah theokrasi,yang dimana setiap kota dipimpin oleh pendeta yg
berkuasa mutlak.
Raja-raja yang pernah memerintah
Kerajaan Maurya antara lain sebagai berikut :
1.
Candragupta
Maurya
Setelah
berhasil menguasai Persia, pasukan Iskandar Zulkarnaen melanjutkan ekspansi dan
menduduki India pada tahun 327 SM melalui Celah Kaibar di Pegunungan Himalaya.
Pendudukan yang dilakukan oleh pasukan Iskandar Zulkarnaen hanya sampai di
daerah Punjab. Pada tahun 324 SM muncul gerakan di bawah Candragupta. Setelah
Iskandar Zulkarnaen meninggal tahun 322 SM, pasukannya berhasil diusir dari
daerah Punjab dan selanjutnya berdirilah Kerajaan Maurya dengan ibu kota di
Pattaliputra.
Candragupta
Maurya menjadi raja pertama Kerajaan Maurya. Pada masa pemerintahannya,
daerah kekuasaan Kerajaan Maurya diperluas ke arah timur, sehingga sebagian
besar daerah India bagian utara menjadi bagian dari kekuasaannya. Dalam waktu
singkat, wilayah Kerajaan Maurya sudah mencapai daerah yang sangat iuas, yaitu
daerah Kashmir di sebelah barat dan Lembah Sungai Gangga di sebelah timur.
2.
Ashoka
Ashoka
memerintah.Kerajaan Maurya dari tahun 268-282 SM. Ashoka merupakan cucu dari
Candragupta Maurya. Pada masa pemerintahaannya, Kerajaan Maurya mengalami masa
yang gemilang. Kalingga dan Dekkan berhasil dikuasainya. Namun, setelah ia
menyaksikan korban bencana perang yang maha dahsyat di Kalingga, timbul
penyesalan dan tidak lagi melakukan peperangan.
Mula-mula
Ashoka beragama Hindu, tetapi kemudian menjadi pengikut agama Buddha. Sejak
saat itu Ashoka menjadikan agama Buddha sebagai agama resmi negara. Setelah
Ashoka meninggal, kerajaan terpecah-belah menjadi kerajaan kecil. Peperangan
sering terjadi dan baru pada abad ke-4 M muncul seorang raja yang berhasil
mempersatukan kerajaan yang terpecah belah itu. Maka berdirilah Kerajaan Gupta
dengan Candragupta I sebagai rajanya.
H. KEPERCAYAAN
Sistem kepercayaan masyarakat
Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja banyak dewa. Dewa-dewa
tersebut misalnya dewa bertanduk besar, dewa kesuburan dan kemakmuran
(Dewi Ibu).
Masyarakat lembah Sungai Indus
juga menyembah binatang-binatang seperti buaya dan gajah serta menyembah pohon
seperti pohon pipal (beringin). Pemujaan tersebut dimaksudkan sebagai tanda
terima kasih terhadap kehidupan yang dinikmatinya, berupa kesejahteraan dan
perdamaian.
Warga lembah Indus juga mengenal
kepercayaan, kepercayaan yang dianut selalu berkaitan dengan lingkungan
geografis tempat tinggalnya.
Kebudayaan agraris yang
dikembangkan masyarakat lembah Indus telah mempengaruhi kepercayaan yg dianut,
karena itulah mereka memuja kesuburan, hal ini terbukti dengan ditemukannya
sejenis patung dewi ibu dari tanah liat. Patung ini dipercaya sebagai
perwujudan dewi kesuburan.
Mereka juga menyembah manusia
berwajah 3 dan binatang yg banyak ditemukan di cap stempel. Manusia berwajah 3
ini adalah dewa utama mereka yg kemudian disebut Syiwa.
I. PENINGGALAN
BUDAYA
Ø Arsitektur
Ditemukannya
kota kuno seperti Mohenjo- Daro (Pakistan Selatan) dan Harappa (Punjab, India)
menjadi bukti bahwa ilmu arsitektur sudah berkembang pesat di peradaban lembah
sungai Indus.
Bangunannya
terbuat dari batu bata merah yang sudah dibakar serta dipoles dengan kapur dan
semen, sudah banyak rumah yang bertingkat 2 dan 3 dengan pipa-pipa yang terbuat
dari tanah liat untuk menyalurkan air dan kotoran dari tingkat teratas hingga
bermuara ke selokan bawah tanah.
Ø Arca Patung Gabis Menari
Ø Perhasan. Di kedua kota juga
ditemukan berbagai perhiasan dari logam dan gading
Ø Mainan anak. Ditemukan juga
mainan anak berbentuk kereta binatang yg terbuat dari tanah liat yang disebut
terracota
KERUNTUHAN PERADABAN SUNGAI INDUS /
SHINDU
Ø
Peradaban
Sungai Indus runtuh akibat serbuan bangsa Arya tahun 1000 SM melalui celah
Khyber. Sejarah bangsa Arya diperoleh dari kitab Rigveda. Setelah berhasil mengalahkan
bangsa Dravida di Lembah Sungai Indus dan menguasai daerah yang subur, akhirnya
mereka hidup menetap.
Ø
Kesulitan
untuk mengontrol Sungai Indus bila terjadi banjir. Harappa seringkali
ditinggalkan penduduknya karena bencana banjir.
Ø
Penggundulan
hutan oleh penduduk lembah Sungai Shindu untuk diambil kayunya. Akibat dari
penggundulan ini adalah bahaya banjir dan erosi.
Ø
Serbuan
asing yang diperkirakan oleh Bangsa Arya. Bukti yang mendukung hal ini misalnya
adalah ditemukannya kumpulan tulang berulang yang berserakan disuatu ruangan
besar di tangga menuju tempat pemandian. Bentuk dan sikap tulang berulang itu
ada yang menggeliat dalam posisi takut karena timbulnya serangan mendadak.
Ø
Kekerasa
antar penduduk dan penyakit menular yang terjadi sektar 4000 tahun yang lalu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari teori yang telah kami
sajikan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1)
Pusat
peradaban sungai Indus berada di Kota Mohenjo-Daro dan Kota Harappa.
2)
Tata
Kotanya dibagi 2 bagian yaitu kota pemerintahan dan kota administratif.
3)
Sistem
kepercayaan masyarakat Lembah Sungai Indus bersifat politeisme atau memuja
banyak dewa. Dewa-dewa tersebut misalnya dewa bertanduk besar, dewa
kesuburan dan kemakmuran (Dewi Ibu).
4)
Peninggalan
kebudayaannya berupa bangunan-bangunan, parung, perhiasan, juga mainan anak.
5)
Para
peneliti menyimpulkan bahwa kemungkinan besar bentuk pemerintahan pada saat itu
adalah theokrasi,yang dimana setiap kota dipimpin oleh pendeta yg berkuasa
mutlak. Ada Kerajaan Maurya yang dipimpin oleh Candragaupatra Maurya dan
Ashoka.
6)
Satu
hal yang amat memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya peradaban
Mohenjodaro-Harappa ialah adanya serangan dari luar berasal dari bangsa Arya.
B.
Saran
Menyadari bahwa penulis masih
jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail didalam
menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber–sumber yang lebih banyak
yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan. Menyadari bahwa penulis masih jauh
dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail didalam
menyebutkan perihal makalah di atas bersama sumber–sumber yang lebih banyak
yang tentunya mampu di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar